Lirik lagu bilang,
tiada masa paling indah masa-masa di sekolah, tiada kisah paling indah kisah kasih di sekolah. Mungkin kisah itu tidak seratus persen benar, namun 99 persen bisa jadi. Entah itu di SMP, SMA atau di bangku perkuliahan. Namun, menurutku satu fase utama dan penting sebagai pemisah masa remaja dan dewasa ada di bangku SMA.
Kabar mulut ke mulut menyatakan inilah sekolah SMA terluas yang ada di Asia Tenggara. Entah hanya gurauan saja atau memang itu sebuah fakta.
And, Please Welcome to Matauli...
|
Gerbang Utama Depan |
Pintu masuk utama memasuki kawasan kampus. Tidak bisa tidak setiap memasuki kampus harus baris rapi sesuai PBB (Peraturan Baris Berbaris) dan langkah tegap, dengan catatan minimal tiga orang dan hanya berlaku pada jam masuk sekolah serta pulang sekolah saja. Jika diluar jam itu, tidak berlaku lagi. Aturan baris ini hanya dilakukan sekitar sepuluh meter sebelum dan sesudah pintu gerbang.
Percaya atau tidak, sampai sekarang, pintu gerbang yang aktif dipakai sehari-hari hanya satu, tepatnya yang sebelah kanan. Itu berlaku dari zaman dahulu. Satu hal unik menurut saya, meski namanya pintu gerbang namun tidak ditemukan pintu disana. Hanya portal kecil sekedar pembatas. Tentu berbeda dengan kebanyakan sekolah di tanah air. Artinya, tingkat keamanan dan kedisiplinan keluar masuk kampus masih kondusif. Setujukah?
Plang nama yang cukup minimalis. Jika diberi sedikit sentuhan, mungkin bisa menjadi salah satu ikon Matauli dan orang-orang akan mengambil banyak foto disini.
Perlu diketahui nama Matauli adalah singkatan dari Maju Tapian Nauli. Tapian Nauli sendiri merupakan kepanjangan dari Tapanuli yang merupakan daerah yang mencakup hampir setengah Provinsi Sumatera Utara. Jika memahami bahasa batak arti kata Tapian adalah pesisir atau pantai. Secara makna berarti daerah yang berada di sekitar laut maupun danau. Ini dimaksudkan karena daerah Tapanuli sebagian besar memang berbatasan dengan laut. Sedangkan Nauli artinya cantik, baik, indah dan semacamnya. Jadi, nama Matauli memang cukup sempurna sebagai nama sekolah ini dengan cita-cita luhur memajukan kualitas pendidikan daerah khususnya dan Indonesia umumnya.
Perjalanan kita lanjutkan ke lapangan upacara atau lapangan apel utama.
Lapangan yang menjadi saksi bisu ribuan aktivitas di lapangan. Ah,
banyaklah. Dengan ukuran sekitar setengah lapangan sepak bola mampu
menampung berbagai kegiatan ratusan atau seribuan pelajar Matauli.
|
Gedung Gymnasium |
Dua gambar di atas adalah ruang guru dan gymnasium. Disebut ruang guru pun sebenarnya belum terlalu tepat karena ruang guru hanya sebagian dari sisi ini. Sisi ini seperti posisi kepala dari seluruh rangkaian gedung sebaris. Disana juga ada perpustakaan, aula, laboratorium dan sebagainya.
Gedung gymnasium menjadi gedung multifungsi. Hampir semua bisa dilakukan disini. Sarana olahraga
indoor seperti basket, volly, badminton, futsal atau apapun bisa dilakukan. Gymnasium juga
available untuk
event indoor besar kampus lainnya, seperti perayaan hari besar agama, upacara pelepasan alumni, sampai festival band dan musik.
Ini menjadi kejutan buatku dan kebanyakan alumni se-angkatanku pasti belum mengetahuinya. Parit yang mengelilingi lapangan upacara yang dulunya hanya saluran air belaka kini telah menjadi negeri berbagai jenis ikan air tawar. Salut untuk ide ini. Tampak terawat dan tidak kalah bagus dengan kolam pekerja profesional. Saya yakin banyak yang
surprise dengan keberadaan kolam ikan ini ketika berkunjung nantinya.
Ini hanya salah satu simbol. Beberapa waktu silam (mantan) Menko Perekonomian Chairul Tanjung dan rombongan beserta jajaran pemerintah provinsi melakukan kunjungan kerja. Matauli menjadi salah satu tujuan. Dalam agendanya ada penanaman pohon. Kebetulan dari sekian banyak yang ditanam, saya lebih suka pada kondisi tanaman atas nama Ibu Anita Chairul Tanjung. Inilah yang di-
captured.
Satu istilah yang sangat akrab di telinga siswa. Nginjak rumput kambing.
Maksudnya adalah sangat dilarang menginjak rumput sembarangan khususnya di sekitar pekarangan sekolah dan lapangan upacara, sehingga bagi yang menginjak akan diledekin kambing.
|
Sisi Belakang Asrama |
Gedung asrama siswa putra dan putri. Sekitar sepertiga siswa Matauli
bermarkas di gedung berbentuk huruf Y dan terdiri dari empat lantai ini. Meski tidak termasuk penghuni asrama tapi semua tahu romansa disini tidak terkira banyaknya. Kehidupan ala asrama begitu kental, titik beratnya ada pada kedisiplinan atau semi militer, meskipun kehidupan remaja dan pelajar juga tidak bisa dilewatkan.
Berdiri pada titik ini, menghadap ke tiga sisi berbeda.
Do you know? Pintu utama gedung, menghadap ke lapangan upacara dan sedikit serong ke gedung asrama siswa.
Memasuki gedung, beginilah suasana lobi utama. Ah, tentu disini juga banyak sekali aktivitas. Si patung yang menjadi saksi atas banyak kisah ini langsung menyambut dengan fose yang sekilas pandang tampak agak kontroversi. Awalnya aku mengira ini adalah patung ikonik, yakni patung aristoteles, sang ahli filsafat dari Yunani kuno. Akan tetapi kemudian setelah dikoreksi ternyata patung ini merupakan "The Thinker" karya Francois-Auguste-Rene Rodin. Tidak tahu persis kenapa ini menjadi pilihan para pendiri dulunya. Mungkin jika diambil dari namanya adalah agar semua orang khususnya pelajar Matauli menjadi Pemikir, orang yang benar-benar menggunakan akalnya untuk berpikir.
|
Ruang Guru |
Kembali berjalan sedikit ke sisi belakang. Masih di tengah sebenarnya. Ada lapangan apel kedua dengan ukuran lebih kecil. Jarang digunakan untuk apel, hanya dipakai apel tertentu saja yang sifatnya momentum.
Lapangan ini berada di antara ruang guru, kantin utama, ruangan kelas, laboratorium
science. Ada penambahan beberapa fasilitas di sekitar lapangan ini.
Berbicara tentang bagian sekolah yang ini, sudah pasti menjadi pokok kegiatan. Ruang kelas dengan fasilitas lebih baik waktu ke waktu, meski meja kursinya masih tampak sama. Fasilitas audio visualnya lebih lengkap kini.
Tentang sepanjang teras, aduhai. Canda tawa, suka duka, senda gurau, hampir terjadi di setiap centimeter teras ini.
Dua gambar ini adalah pertigaan menuju lapangan sepak bola. Dari sisi ini bisa diperkirakan jarak menuju pintu gerbang depan dan pintu gerbang belakang.
|
Tempat Legendaris |
Jika berkaitan dengan acara
ngosh-ngoshan, nafas berada diujung ubun-ubun saat lari 12 menit, keringat-keringatan, olahraga-olahragaan disinilah pusatnya. Baik jam olahraga sekolah maupun diluar jam sekolah. Apalagi bagi siswa yang mengambil ekstrakurikuler Sepak Bola tempat ini seakan menjadi rumah keduanya.
View lapangan dan tribun pentonton dari berbagai sisi. Ada perubahan meski tidak terlalu banyak. Warna saja semakin hijau pada
track lari yang mengelilingi lapangan dan kursi penonton tribun yang dulunya dilapisi papan kini diganti lantai keramik putih.
Gedung ini hampir pasti tidak diketahui kini dan sebelumnya. Ini merupakan gedung baru yang sedang dibangun tepat di belakang tribun penonton. Nanti peruntukannya adalah asrama bagi siswa putra.
Coba perhatikan dua gambar di atas. Seakan hanya bagian sisi tepi hutan pada umumnya. Tapi ternyata... taaraa..
Inilah yang ada dibalik rimbunan pohon di atas. Lapangan basket
outdoor dan dua lapangan volly. Pasti sangat sejuk berada disini saat bermain sore hari. Letaknya tepat ditepi bukit dan dikelilingi pepohonan memberi asupan oksigen yang sempurna.
Imagine? Wanna try?
Biasa disebut kelas ujung karena posisinya paling ujung dan berbatasan langsung dengan bukit. Sering juga dipakai sebagai pintu gerbang masuk hutan dan mendaki bukit. Meski Matauli Ujung (MU) tapi tidak berarti paling sepi. Kadang justru paling asyik dan seru. Disamping karena dekat dengan lapangan basket, tempatnya yang tenang dan sejuk menarik langkah untuk berkumpul disini.
Gedung satu ini ditasbihkan sebagai Cafe Matauli. Meski namanya cafe, namun kondisinya tidak seperti cafe tempat berkumpulnya anak gaul. Cafe ini tidak seramai kantin, letaknya jauh dari kelas, lebih sering dikunjungi diluar jam pelajaran sekolah. Mayoritas pengguna jasa dan layanannya adalah siswa asrama atau siswa yang ada kegiatan di sekitar cafe. Siswa yang menyengaja berkunjung untuk bersantai ria atau berkumpul dengan teman-teman ya tetap ada.
Ada gedung gymnasium dan penampakan asrama yang terlihat ketika berdiri di depan cafe, sebelah kiri. Sebelah kanannya ada barisan pintu masuk kolam berenang, poliklinik hingga ke pos
security.
Kolam berenang, satu tempat favorit yang sempat dikunjungi dua kali hampir setiap pekan bersama teman-teman. Kolam ini sudah standar olympiade. Meski kondisinya tidak semulus saat pertama kali lahir, namun tidak mengurangi keseruan mengisi waktu disini.
Memiliki empat kedalam berbeda tapi tanpa sekat. Urutannya seingatku: 1,2 m, 2,1 m, 3,5 m dan terdalam 5 meter. Sedangkan untuk papan lompatan memiliki ketinggian 2,5 m, 5 m dan tertinggi 7,5 m. Saat masih SMP aku begitu takjub pada keberanian teman sebaya yang dengan santai terjun dari puncak tertinggi. Aku sendiri baru bisa menaklukkannya saat SMA. Setidaknya masih lebih baik daripada teman lain yang masih takut. Uniknya, begitu mampu menaklukkan jadi ketagihan dan berharap ada yang lebih tinggi. Sayangnya, terjun hanya sekedar terjun. Belum ada keberanian melakukan gaya.
|
Poliklinik Matauli |
Namanya sih poliklinik, tempat ngecek kesehatan atau berobat kalau sakit. Namun, sebagai seorang pemuda kata sakit sepertinya tidak ada dalam kamus hidup. Sehingga bisa dikatakan tempat ini lebih sering dikunjungi untuk mengecek tinggi dan berat badan saja khususnya selepas mandi kolam.
|
Masjid Hidayatullah Matauli |
Masjid kampus, Hidayatullah namanya. Sudah kukunjungi sejak bangku SMP. Banyak cerita ibadah disini, ya iyalah ibadah. Salah satu yang paling berkesan bagiku adalah saat perayaan Hari Raya Idul Adha ketika masih duduk di bangku kelas 1 SMA. Hari itu beramai-ramai keroyokan menyelesaikan penyembelihan hingga pembagian daging kurban. Lebih seru lagi ketika malam sebelumnya harus berjibaku mengejar hewan kurban (sapi) yang melarikan diri berkali-kali.
|
Mess Matauli - Pemda Tapanuli Tengah |
|
Lapangan Tenis |
Berbicara tentang mess dan lapangan tenis, aku tidak terlalu banyak bisa mengatakan apa-apa. Hampir tidak pernah menikmati kedua fasilitas ini selama berada di kampus. Lagipula menikmati untuk apa? Situ pejabat atau tamu kampus dan pemerintah? Situ bisa main tenis? Dengan tersenyum harus menjawab bukan semuanya.
*****
Overall, inilah sebagian kecil tentang SMA Matauli yang beralamat di Jalan KH. Dewantara No.1 Pandan ini. Beberapa gambar fisik yang bisa didokumentasikan meski masih banyak mestinya yang bisa ditampilkan. Belum lagi aktivitas siswa khususnya ekstrakurikulernya.
Banyak, ya banyak yang bisa dunia ketahui tentang Matauli. Baik tentang profil sekolah dengan segala prestasi yang dimiliki, termasuk andai setiap siswa dan alumni memberikan masing-masing sepenggal kisah yang ingin diutarakan tentang Matauli dan semua yang pernah dialami, dilalui, dihadapi, alamat tidak akan cukup lembar demi lembar menampung semuanya.
Sekilas info: SMA Negeri 1 (Plus) Matauli Pandan merupakan sekolah negeri yang
pengelolaannya bekerjasama dengan yayasan Maju Tapian Nauli (MATAULI).
Hal ini berdasarkan perjanjian kerjasama antara Kantor Wilayah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Sumatera Utara dengan
Yayasan Maju Tapian Nauli tentang Peningkatan Mutu Pendidikan Pada
Sekolah Menengah Umum Nomor : 835/I05/A/94.1/03/PKS/III/1994.
Informasi lebih lengkap dan terkini bisa dikunjungi langsung pada website sekolah:
http://www.sman1-matauli.sch.id atau
available juga di wikipedia.
Koordinat Lokasi : 1
o 41' 25'' N, 98
o 49' 35'' E
Gambaran Matauli dilihat melalui satelit dari ketinggian 100 meter (sumber: googlemaps). Melalui gambar ini dapat diperkirakan seberapa luas Kampus Matauli. Batas paling kiri adalah pagar tepat 30-an meter di belakang tribun penonton lapangan sepak bola. Sedangkan paling kanan adalah lapangan parkir mobil/bus sekolah sekitar 50-an meter dari Masjid. Namun, gambar ini bukan gambar terbaru. Sebab ada yang semestinya sudah ada tidak tampak disini.