Air Terjun Saili

Salah Satu Air Terjun Terbesar yang Mutlak Ditaklukkan

Pulau Karang

Satu Sisi Pantai Pasir Putih di Pulau Karang - Barus

Air Terjun Mursala

Tak Ada Bantahan ini Merupakan Satu Air Terjun Terunik Di Indonesia

Makam Papan Tinggi

Makam Panjang dan Berada Tepat Di Puncak Bukit

PLTU Labuan Angin

Posisi Di Tepi Pulau Menjadikannya Tampak Bak Kapal Diam

Pulau Karang, Barus - Tapanuli Tengah

Sabtu, September 27, 2014 | , , ,



Kesanalah perjalanan selanjutnya. Namanya Pulau Karang. Pulau kecil yang ada di Kecamatan Barus. Penasaran seperti apa rupanya. Apakah banyak karang seperti namanya. Apakah pantainya benar-benar putih seperti yang diceritakan.



Akses penyeberangan bisa dari dermaga Barus menggunakan kapal nelayan dengan ukuran seperti di atas. Nelayan pasti bersedia asal dibicaraian dulu. No problem enjoy saja. Asal bisa sampai dengan tidak mendayung itu sudah menyenangkan. Dengan kondisi kapal seperti itu setidaknya butuh waktu setengah jam.

Sedikit beruntung karena bisa menyaksikan ada nelayan sedang menarik jaring pukat. Menarik pukat memang biasa, namun melihat aktivitas burung camar yang ramai menyembar ikan dalam air tampak istimewa. Andai ada kamera dengan lensa tele, pasti keren bisa mengabadikan momen burung camar tengah menyambar ikan bergantian. Agree?



Menjelang kapal menepi. Mulai penasaran. Pandang sisi kiri dan kanan pulau. Jelas terlihat pantainya putih. Airnya juga bening kehijau-hijauan dengan kedalaman maksimal 3 meter masih terlihat. Namun, karangnya belum terlihat.



Kapal tidak bisa bersandar karena ketiadaan dermaga. Penumpang harus meloncat ke air saat ujung kapal mencapai pantai. Basah? Hanya sebatas kaki, namun jika ke pulau tidak basah ya lucu juga. Lebih baik di mall atau di kamar :D










This is all. Begitu menginjak bumi, benar-benar pasir putih nan lembut menyambut. Asli. Next to do, segera kelilingi pulau, tidak bisa tidak. Perkiraanku diamater pulau tidak lebih dari 2 Km, cukup kecil untuk dijelajahi dengan berjalan kaki. 

Plus, tidak perlu menjelaskan apa-apa tentang keindahan pulau. Lihat sendiri dan memang begitu yang tampak begitu pula keadaan hampir sekeliling pulau. Pasir putih dengan perairan bening. Feels like Hawai. Memang iya. Hanya saja kami tidak masuk ke bagian dalam pulau. Fokus mengitari sisi pantainya saja.

Minus, karang indah seperti yang diharapkan sudah tidak ada lagi. Kalau pun ada, kini tinggal beberapa spesies yang tidak berwarna-warni. Ada apa? Jika kuperhatikan sekeliling pulau banyak sekali karang mati berserakan di pantai. Aku tidak tahu pasti, namun sepertinya hanya disebabkan 2 hal. Karena siklus alam. Ini didukung pula dengan banyaknya pepohonan yang tumbang dan mati pada bibir pantai. Abrasi pantainya sudah tingkat kronis ini. Mungkin dulu Pulau Karang ini lebih besar dari yang terlihat sekarang. Didukung lagi adanya tanaman bakau yang tumbuh seratusan meter dari bibir pantai. Logikanya, tidak mungkin bakau tumbuh mandiri di tengah laut dangkal. Artinya, bakau yang masih tumbuh adalah sisa yang bertahan hidup dari komunitas bakau dulunya.

Faktor kedua adalah ulah manusia. Cerita mencatat dulu ada nelayan yang menggunakan bom untuk menangkap ikan. Sangat disayangkan jika itu memang menjadi penyebab rusaknya terumbu karang pada daerah yang sangat bagus seperti ini.

More or less, menikmati suasana pulau ini sangat menenangkan dan menyenangkan. Duduk di tepi pantai menghadap samudera lepas di bawah pepohonan rindang ditemani hembusan angin sepoi-sepoi. Adem. Sempat bergumam, andai ini adalah bagian dari pekarangan rumah. Seriously, it is a good life. 

Jika memang punya kesempatan lebih saat berada di Tapanuli Tengah atau di Barus khususnya, sempatkan menikmati service pulau ini. Wisata Tapanuli Tengah yang harus masuk dalam destination list to visit.

Koordinat Lokasi : 1o 57’ 29’’ N, 98 o 21’ 9’’ E
Read More

Makam Papan Tinggi, Barus - Tapanuli Tengah

Rabu, September 24, 2014 | , , , ,



Tugu batu ini menjadi penanda kita akan memasuki daerah wisata sejarah dan religi Makam Papan Tinggi. Salah satu alternatif wisata Tapanuli Tengah yang direkomendasikan. Belum ada gapura khusus sebagai penyambut selamat datang. Namun keberadaan tugu ini tepat di tepi jalan utama lintas Barus - Singkil (Provinsi Aceh) menjadi petunjuk yang jelas daerah wisata tujuan.

Dari tugu, masih harus berjalan kaki atau naik motor sekitar 200 meter hingga parkiran terakhir kendaraan. Sedangkan untuk mobil sudah tidak memungkinkan karena hanya jalan setapak. Jika belum membawa bekal, ada warung kecil di sekitar parkiran sepeda motor. Terakhir, masih harus menjalani bumi yang datar dari parkiran hingga ke anak tangga sekitar 150 meter.


Here wo go. Itulah anak tangga pertama dari sekitar 700-an anak tangga. Ada juga yang menyebutkan mencapai seribu-an. Pandang dulu dalam-dalam. Kalau sanggup, maju. Ragu-ragu mundur saja.






Step by step pasti dilalui dengan beberapa kali berhenti. Dijamin. Napas ngosh-ngoshan, jelas. Terasa sesuatu pada otot-otot kaki, pasti. Pandangan mungkin berkunang-kunang, bisa jadi. Wajah memutih sedikit memucat, kadang-kadang. Begitulah petualangan yang dihadapi. Masih sanggup? Pandang lagi, pikir lagi. Lanjutkan saja. Itu lebih keren.


Ini merupakan salah satu pemandangan dari pertengahan pendakian. Samudera luas nun jauh dan keadaan Kota Barus yang masih asri dan dikelilingi segala sesuatu berwarna hijau.



Disini menjadi checkpoint terakhir sebelum mencapai puncak. Istirahat lagi sejenak sambil menikmati suasana. Gambar atas menjadi tujuan akhir pendakian. Belum berakhir, masih butuh stamina untuk tiba disana.






Disinilah kita kini. Jangan lupa buka alas kaki sebagai satu satu bentuk penghormatan. Objek utama adalah makam panjang dalam lingkungan seluas sekitar 250 meter persegi yang dikelilingi pagar. Berada tepat di puncak bukit. Panjang makam sekitar 7 meter dengan tinggi batu nisan mencapai 1,5 meter.

Di batu nisan yang terbuat dari batu cadas dengan berat ratusan kilogram tertulis nama Syekh Mahmud Fil Hadratul Maut yang ditahrikhkan pada tahun 34 H sampai 44 H yang berarti hidup pada masa Umar Bin Khattab sebagai khalifah. Bahkan lebih dahulu dibanding masa wali di tanah Jawa. Sejarah mencatat Barus memang menjadi tempat pertama kalinya Islam masuk di Indonesia.



Lihat kanan pandang kiri. Inilah sekilas sisi bumi yang dapat dilihat tepat dari puncak. Puncak makam memang bukan titik tertinggi di daerah ini, namun tetap saja butuh ekstra tenaga menaklukkannya.

Pemandangan Dari Pintu Masuk Makam

Salah Satu Tempat Istirahat (Checkpoint 1)

Makam Papan Tinggi terletak di Desa Penanggahan, Kecamatan Barus Kabupaten Tapanuli Tengah. Berada sekitar 65 Km dari Kota Sibolga atau 75 Km dari Kota Pandan sebagai Ibukota Kabupaten Tapanuli Tengah.

Makam Papan Tinggi menjadi salah satu dari beberapa komplek pemakaman bersejarah yang ada di Barus. Orang-orang tua percaya dulunya makam terletak di daratan. Karena hempasan ombak dan perubahan iklim, posisi makam menjadi tinggi dan luas daratan bertambah. Sekilas, masuk akal juga melihat komposisi tanah di sekitar makam tidak seperti tanah perbukitan umumnya.


 *****

Attention Please, jika ingin berkunjung sebaiknya hindari waktu ketika matahari sedang menantang bumi plus cuaca cerah. Dijamin panas menyengat mendidih menguap. Jauhi jam 9 pagi hingga 3 sore. Kecuali memang punya niat ingin bakar lemak, ya cocok amat. Pakai jaket, mantel, penutup kepala dan seluruh bagian tubuh. It is burning fat time.

Jangan lupa bawa bekal secukupnya, khususnya air minum. Meski begitu, ketika sangat haus di tengah pendakian jangan sekonyong-konyong minum sampai perut kembung. Bisa muntah. Sementara pendakian masih panjang, belum lagi berurusan saat turun nanti, jangan coba-coba.

Upayakan perut tidak dalam keadaan kosong dan lapar saat akan memulai perjalanan. Bisa jadi masalah serius. Itu sama seperti mengundang kunang-kunang bermain di atas kepala dan menginginkan kulit wajah memutih pucat. Mau?

Tidak kalah penting, sebaiknya pemanasan dulu sebelum mulai mendaki. Paling tidak otak-atik sedikit bagian kaki. Biasanya jika tidak melakukan itu efeknya memang tidak dirasakan saat itu juga, namun esok hari hingga hampir seminggu kemudian kaki seperti penuh duka. Otot-otot sakit sana-sini.

Satu hal lain yang sangat kusesalkan adalah kebersihannya belum terjaga. Kemasan makanan dan minuman ditemukan hampir disetiap meter lokasi. Memang perlu kesadaran dan menyadarkan tingkat tinggi untuk mengatasi masalah yang terjadi hampir di setiap daerah wisata.

Koordinat Lokasi : 2o 0' 37'' N, 98o 24' 44'' E
Read More

Air Terjun Mursala, Tapanuli Tengah

Senin, September 22, 2014 | , , ,


Hawai memiliki Gunung Api yang kalau meletus lelehan lavanya langsung terjun ke laut. Antartika juga memiliki gunung api yang berada di bawah gunung-gunung dan belantara es abadi. Di sini kita punya air terjun yang langsung bermesraan dengan laut sebagai penampung hempasannya. Dimana lagi di Indonesia yang memiliki pesona seperti ini, ya Air Terjun Mursala.


Kenapa di sebut Air Terjun Mursala? Air terjun ini berada di salah satu pulau yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah yakni Pulau Mursala sehingga sekaligus nama air terjun ini menjadi Air Terjun Mursala. Can you imagine that? Ada air terjun di pulau plus terjun bebas ke laut lepas. Disinilah satu lagi kespektakulerannya. Hanya ada beberapa di dunia yang memiliki karakter serupa, di antaranya adalah Kilt Rock Waterfall di Skotlandia, Falls Sounds Milford di Fjords Selandia Baru, dan Jeongbang di Pulau Jeju, Korea Selatan.
 

Kalau dipikir-pikir dari mana sumber airnya? Apa tidak habis-habis kalau setiap hari terus mengalir? Kalau di daratan utama pulau besar Indonesia atau di benua dunia, kita mungkin tidak perlu heran karena sumber airnya bisa dari sungai yang panjangnya bisa ratusan kilometer. Akan tetapi, lihatlah Air Terjun Mursala ini. Seperti satu keajaiban di tengah laut. Perkiraan luas pulaunya sekitar 30-40 kilometer persegi. Sebagian warga setempat menduga, sumber airnya berasal dari Danau Toba, yang mengalir lewat bawah tanah. Konon, terkadang ditemukan jerami di aliran air terjun saat musim panen padi di kawasan Danau Toba. Namun, belum ada riset ilmiah yang membuktikan.

Center Point

Melihat disini saja memang sudah memiliki gambaran tentang kondisi sebenarnya Air Terjun Mursala ini. Tapi itu tidak cukup. Harus melihat langsung, berkunjung langsung. Rasakan sensasi merayap di tebing batu, mandi di bawah aliran airnya, terjun dari ketinggian senekad diri.

Air terjun setinggi 35 meter ini langsung jatuh dari tebing pulau ke permukaan laut. Hasilnya, sekitar 100 meter air laut di sekitar air terjun rasanya tawar. Percampuran ini menghasilkan terumbu karang yang unik dan indah.


Sekelumit cerita rakyat tentang Air Terjun Mursala. Konon air terjun ini menjadi tempat bermain seorang putri cantik yang bernama Putri Runduk.  Menurut kisah Putri Runduk ini adalah permaisuri Raja Jayadana yang memerintah Kota Kerajaan Barus Raya, sebuah kerajaan Islam di wilayah Sumatera Utara pada abad ke-7 M dan memiliki paras cantik sehingga termashur sampai ke luar kerajaan.

Dikarenakan negerinya yang sudah porak poranda akibat di serang oleh Raja Sanjaya dari Mataram, yang kemudian direbut oleh Raja Janggi dari Sudan, Putri ini akhirnya melarikan diri ke Pulau Mursala karena tidak mau dinikahi oleh Raja Sanjaya, dimana suaminya terbunuh dalam penyerangan tersebut. Dikisahkan pula bahwa sang Putri menceburkan diri ke laut saat dikejar oleh Raja Janggi, lalu hilang. Aliran air terjun dianggap sebagai air mata seluruh rakyat dan pasukan yang mencintainya. Ya, hanya cerita rakyat.

Sisi lain tentang keistimewaan Pulau Mursala juga menarik hati para pembuat film Hollywood untuk menggunakannya sebagai lokasi syuting, salah satunya film King Kong (2005). Dalam film digambarkan pulau ini sebagai tempat mengerikan yang penuh hewan-hewan purba. Film yang di bintangi oleh Adrien Brody, Naomi Watts, dan Jack Black, Pulau Mursala merupakan suatu negeri antah berantah yang primitif dan terbelakang, yang jauh berada nun jauh di sana, yang dihuni oleh binatang langka berjuluk King Kong dan penduduk pribumi yang sangat barbar. You see that, great.

Acara televisi cukup keren menurutku juga sudah singgah di Air Terjun Mursala ini, yaitu My Trip My Adventure. Terakhir salah satu film nasional yang dibintangi oleh Rio Dewanto dan Titi Tajo Bintang berjudul Mursala juga turut meramaikan dan meningkatkan publikasi Air Terjun Mursala. So, please come.


Pulau ini secara administratif termasuk bagian dari Desa Tapian Nauli I, Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah. Akses menuju lokasi ini masih monopoli alias tentunya hanya lewat air. Butuh waktu 1.5 - 2 jam menggunakan kapal dari dermaga Kota Sibolga sebagai titik terdekat. Belum ada kapal dengan rute khusus menuju tempat ini. Namun, penyewaan kapal sudah cukup banyak. Termasuk beberapa nelayan maupun masyarakat dari berbagai dermaga kecil juga menyediakan penyewaan kapal sebagai alternatif di sepanjang pantai dari Pandan hingga Sibolga.

Sepertinya Air Terjun Mursala akan menjadi andalan khas wisata Tapanuli Tengah karena keistimewaan yang tidak dimiliki daerah lain.


Koordinat Lokasi : 1o 41' 41'' N, 98o 27' 4'' E
Read More

Air Terjun Saili, Tukka - Tapanuli Tengah

Jumat, September 19, 2014 | , , , , ,

This is Our Final Destination

Rasa penasaran akan kata-kata teman sekitar tiga bulan lalu yang ditunjukkan melalui Display Picture (DP) Smartphone-nya tentang adanya satu air terjun cukup besar di tengah hutan sana yang belum banyak diketahui orang lain, membuat hati ini terusik mesra. Kapan kesana! Namun perlu digarisbawahi, lokasi berbeda dari beberapa air terjun yang biasa dikunjungi. Jika beberapa air terjun aksesnya mudah dan cepat bahkan ada yang cuma beberapa meter dari parkiran kendaraan yang satu ini beda. Harus jalan kaki kira-kira dua jam. Bisa kurang bisa lebih lama, tergantung kekuatan pasukan. Kalau cuma dua jam ya secara pribadi masih tergolong biasa saja. Cuma, perhatikan kekuatan penumpang lain.

Masih momen lebaran, bersama teman-teman satu sekolahan dulu, ngumpul silaturahim di rumah teman secara bergantian. Tidak siang tidak malam, lanjut terus. Sampai akhirnya tercetuskan rencana akan menaklukkan Air Terjun Saili padahal awalnya akan kembali ke pantai namun karena sudah pernah sepertinya lebih seru jika melihat something new. Spontan dan instan, malam itu juga segera menelepon salah satu pemuda yang ada di desa terdekat air terjun untuk dipintakan sebagai guide. Guide bersedia, siapapun itu aku sebenarnya juga tidak tahu dan tidak mempermasalahkan, yang penting bisa sampai tanpa tersesat. Selanjutnya segera menghubungi pasukan sebanyak mungkin. Tidak bisa dibujuk ya dipaksa ikut. Maklum, karena lebaran masih banyak anggota yang kembali ke kampung halaman.

Jam 10 pagi, belasan teman yang rata-rata satu almamater sekolah mulai berkumpul dan bergerak. Pemandangan kurang tepat ketika sebagian besar ternyata mengenakan kostum kurang tepat. Mulai dari alas kaki hingga penutup kepala, bahkan perbekalan perutpun belum disiapkan dengan rapi. Terlebih perlengkapan lain. Sebenarnya bukan hal bagus, namun ya biarkanlah. Petualangan memang tidak sangat ekstrim, hanya saja minimal safety masing-masing patut diperhatikan.

Here we go.





 





Jika masa kecil sekitar akhir tahun 90-an suka nonton film animasi (kartun) di tv, pasti hafal dengan lagu pembuka film Ninja Hatori, "mendaki gunung lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudera, bersama teman berpetualang." Begitulah kiranya yang kami lakukan hari ini. Meski hanya versi mininya. Bukan gunung-gunung yang menjulang tinggi, bukan pula lembah yang nun jauh ditelan bumi. Namun, tetap sebuah tantangan butuh energi lebih.

Mulai dari membelah pematang sawah, menyusuri kebun karet, berjalan mendaki dan manuruni tebing. Kadang jurang sebelah kanan, beberapa ratus meter di depan giliran jurang di sisi kiri. Tidak terelakkan menyeberangi sungai yang sama berkali-kali dan menyisirnya hinggaaa, tiba disini...





Honestly, standing applause kepada teman-teman perempuan yang menaklukkan air terjun setelah melalui perjalanan lumayan panjang. Bahkan beberapa justru jauh lebih hebat daripada teman laki-laki. Bukan bermaksud gender-genderan namun sekilas harus diterima bahwa untuk beberapa hal gender itu patut dipertimbangkan.







So far, aku bisa mengatakan Air Terjun Saili ini menjadi air terjun paling besar yang pernah kudatangi di kabupaten ini. Puaskah? Jauh diatas harapan. Bertemu air terjun yang kabarnya tujuh tingkat. Sayang memang belum bisa ditaklukkan sampai puncak sono. Bukan tidak mau, mungkin waktu yang tidak cukup apalagi pasukan tidak memungkinkan untuk melakukan hal serupa saat ini. Padahal pasti akan sangat seru jika sekalian bermalam disini hingga menaklukkan setiap inchi bagian tempat ini. Jika pun tidak bermalam, mestinya harus berangkat lebih dini. Sepertinya memang harus datang lagi pada kesempatan selanjutnya untuk menjajal pilihan wisata Tapanuli Tengah penuh keringat ini. Join me?



Izin, Take SelfPict


Tentu belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan para real adventurer yang sudah menjelajah nusantara sampai ke sudut-sudut tersempit bumi Indonesia. Hanya saja tetap sebuah kebanggaan tersendiri bisa mencapai Air Terjun Saili ini, selain karena di kampung sendiri juga karena tempat ini belum banyak yang tahu. Dengar kabar ternyata beberapa bulan lalu Nadine Chandrawinata sudah menjajalnya, ada di website pemda beritanya.

Bukan sebuah penyesalan, hanya satu kekurangan saja ketika tidak sempat mengabadikan setiap momen dan setiap sudut tempat yang dijalani. Jadikan saja itu sebagai pertanda akan kesini lagi.

Hal lain yang patut kusayangkan, melihat beberapa pepohonan terletak mati tak bernyawa apakah ini bagian dari illegal logging. Memang tidak begitu banyak yang tampak oleh mata, semoga hanya seleksi alam. Bukan perbuatan sengaja manusia. Bisa dibayangkan andai memang ada pembalakan liar, yah tinggal menghitung waktu saja umur air terjun indah ini.

Menuju Air Terjun Saili, perjalanan dimulai dari Kota Pandan sebagai titik tengah. Lalu kemudi diarahkan ke daerah Tukka tepat di Kantor Kecamatan Tukka. Masyarakat lebih mengenal dengan nama Onan Tukka yang berada di Kelurahan (Huta) Bona Lumban. Dari Pandan hanya memakan waktu sekitar 10 menit atau berjarak 4 Km. At last, diteruskan sampai kendaraan parkir tepat di sisi sawah nan luas sebagai pintu gerbang petualangan setelah sebelumnya melewati dua jembatan gantung dari papan.


Koordinat Lokasi : 1o 42' 2'' N, 98o 52' 38'' E
Read More